Tuesday, 31 March 2015

Badai Kehidupan








Seorang  anak sedang berkendara dengan ayahnya menuju suatu tempat.
Setelah beberapa kilometer, tiba-tiba awan hitam datang bersama angin kencang. Langit menjadi gelap dan beberapa kendaraan mulai menepi.
“Bagaimana ayah? kita berhenti” tanya sang anak.
“Teruslah mengemudi!” kata sang ayah.
....
Langit makin gelap, angin bertiup makin kencang. Hujanpun turun dengan deras. Beberapa pohon bertumbangan, suasana menjadi sangat menakutkan.
“Ayah?” ucap anak ragu.
“Teruslah mengemudi, tingkatkan perhatian dan lebih waspada!” kata sang ayah sambil terus melihat kedepan.
Si anak tetap mengemudi dengan bersusah payah. Hujan lebat menghalangi pandangan. Anginpun mengguncangkan mobilnya.
....
Si anak mulai takut. Tapi dia tetap mengemudikan mobilnya secara perlahan sesuai perintah ayahnya.
Setelah melewati beberapa kilometer ke depan, hujan mulai reda dan angin mulai berkurang.
Setelah beberapa kilometer lagi, sampailah mereka di tempat yang kering dan mereka melihat matahari muncul dari balik awan.
“Silahkan kalau mau berhenti dan keluarlah,” kata sang ayah.
“Kenapa sekarang?” tanya si anak.
“Tengoklah ke belakang agar engkau bisa melihat seandainya engkau tadi berhenti di tengah badai itu.”
....
Si anak berhenti dan keluar dari mobil itu. Lalu dia melihat jauh ke belakang, di sana badai masih berlangsung.
Si anak lalu membayangkan bila mereka berhenti dan terjebak. Mereka pasti terjebak dalam suatu ketakutan karena tak tahu kapan badai akan berakhir dan apa yang terjadi selanjutnya.
....
Jadi, jika kita menghadapi “badai” kehidupan, maka teruslah berjalan. Jangan pernah berhenti, jangan pernah putus asa.
Kita tidak pernah berjalan sendiri, ada Allah yang selalu menyertai kita dan akan memberikan jalan keluar yang terbaik pada saat yang tepat.
“Aku menurut persangkaan hambaku.”
Artinya, kalau kita melihat sesuatu kejadian atau musibah yang menimpa kita dan kita selalu bersangka baik kepada Allah, bahwa kejadian itu hanya bersifat sementara dan akan indah pada waktunya.
....
Maka yakinlah bahwa sesuatu yang indah akan menjelma dan mewujud dalam bentuk yang sebaik-baiknya, baik menurut-Nya dan pasti baik juga buat kita semua.
yy/islampos.com

cr: fiqhislam.com

No comments:

Post a Comment