*
KECIL: RAHASIA DAN ESENSI KEHIDUPAN
Pernahkah Anda memberikan perhatian atau tertarik pada hal yang kecil-kecil? Jawabannya pasti pernah tapi mungkin tidak sering alias hanya sekali-sekali saja. Mengapa jarang? Karena kecil umumnya tidak menarik. Umumnya, perhatian kita lebih ditujukan pada hal-hal besar: negara besar, orang besar, peristiwa besar, berita besar, kejahatan besar, kesempatan besar, proyek besar, pekerjaan besar, keuntungan besar, jumlah besar, aset besar, karya besar, amal besar, dosa besar dan seterusnya.
Sedikit sekali orang yang tertarik memperhatikan hal-hal kecil karena dianggap tak berarti. Kecil kebanyakan disepelekan, direndahkan, diremehkan, dianggap tak penting dan tak perlu diperhatikan. Jika kita mau merenung, sesungguhnya tidak ada yang besar tanpa yang kecil. Besar sesungguhnya tidak lain adalah kumpulan yang kecil-kecil. Kehidupan ini tidak akan pernah ada tanpa yang kecil-kecil. Kecil itu sangat penting dan manusia tidak bisa lepas dari yang kecil-kecil. Kecil adalah rahasia dan esensi kehidupan. Mari kita lihat dan buktikan.
1. Kecil, esensi kehidupan
Garis adalah gabungan titik-titik kecil yang disambungkan. Garis tidak ada kalau tidak ada titik-titik. Sebuah benda padat adalah gabungan dari ribuan, jutaan atau milyaran bahkan triliunan partikel-partikel kecil yang disebut atom, yang bersatu dan padat. Dengan demikian, di alam ini tidak akan ada benda tanpa atom, tanpa partikel-partikel kecil yang berkumpul, bersatu dan memadat. Dengan demikian, juga manusia dan alam semesta tidak akan ada tanpa partikel-partikel kecil tersebut. Kecil dengan demikian adalah esensi kehidupan, esensi alam semesta.
2. Kecil, pusat kehidupan
Planet bumi dibanding benda-benda luar angkasa dan bintang-bintang ciptaan Tuhan lainnya yang jumlahnya milyaran, ukurannya sangat kecil, sangat tak berarti. Jangankan di alam semesta, di sistem tata surya saja, ukuran bumi itu sangat kecil. Besarnya planet bumi di depan matahari perbandingannya adalah sebutir kacau hijau di hadapan bola basket. Bumi sangat kecil dalam tata surya dan hanya setitik debu di alam semesta, tapi Tuhan menempatkan kehidupan yang diisi oleh makhluk-Nya yang paling mulia yaitu manusia, di planet yang sangat kecil itu. Kalau besar lebih penting, mengapa Tuhan tidak menempatkan kehidupan manusia di planet Jupiter yang berdiameter 142.984 km, puluhan kali dari ukuran bumi? Atau, lebih besar lagi, mengapa Tuhan tidak sekalian saja menempatkan kehidupan manusia di bintang terbesar di alam semesta yaitu Bintang VV. Chepei yang berdiamater 2.664.800.000 km, sebanding dengan 1.900 diameter matahari atau 649.800 kali diamater bumi? Mengapa Tuhan menempatkan makhluk-Nya yang paling mulia hanya di sebuah planet sebesar titik debu yang melayang-layang di alam semesta? Apa rahasianya? Wallahu a’lam! Yang jelas, kecil itu istimewa.
3. Kecil adalah sahabat
Unsur-unsur alam yaitu api, air dan angin menjadi sahabat dan anugrah bagi manusia bila takarannya kecil. Bila besar akan menjadi bencana dan malapetaka yang menghancurkan kehidupan manusia. Api adalah sahabat manusia dan manfaatnya besar bagi kehidupan bila menyala dari korek api, dari kompor di dapur, dari tungku masak atau dari kayu bakar. Tapi, bila ukurannya besar yang membakar mobil, membakar rumah dan membakar hutan, maka api adalah bencana. Air adalah sahabat manusia di darat dan besar manfaatnya bila keluar dari kran, ada di bak mandi, ada di sumur, selokan, sungai dan danau. Tapi menjadi bencana bila itu adalah air bah, banjir atau tsunami yang meluluhlantakkan daratan yang dihuni manusia. Angin adalah sahabat manusia bila keluar kecil dar kipas angin yang menyejukkan ruangan, dari arang yang ditiup kipas bambu yang membakar sate jadi enak, bertiup kecil sepoi-sepoi menyejukkan tubuh yang gerah, menyajikan keindahan alam bila semilir bertiup menggerakkan dedaunan dan pucuk-pucuk pohon. Tapi, bila angin besar meniup api kebakaran rumah atau hutan itu berarti perluasan bencana. Bila angin itu bernama topan, angin puting beliung, hujan angin apalagi angin tornado, berarti bencana besar bagi manusia. Kecil adalah sahabat, besar berarti bencana, itulah air, angin dan api.
4. Kecil, penentu sukses
Semua yang besar-besar dalam kehidupan manusia dimulai dari yang kecil-kecil. langkah besar dimulai dari langkah kecil, kemajuan besar dimulai dari sebuah kemajuan kecil, sukses besar dimulai dari sukses kecil. Adakah yang besar-besar dimulai dari langkah yang besar? Adakah sukses besar tanpa dimulai dari langkah kecil? Tidak ada. Itu bertentangan dengan hukum alam, hukum kehidupan, hukum Tuhan. Ini berarti, tidak akan ada kebesaran, kemajuan dan kesuksesan tanpa langkah kecil. Besar tidak mungkin ada tanpa adanya yang kecil, dan sukses tidak mungkin terjadi tanpa langkah kecil. Berarti kecil adalah esensi dari yang besar.
5. Kecil, memimpin dan mengendalikan
Dalam kehidupan manusia, kelompok orang yang kuat dan berpengaruh bagi lingkungan dan komunitasnya selalu kelompok kecil bernama lapisan elit apakah itu para nabi, pemimpin, kaum intelektual/cendekiawan, kaum ulama/agamawan, para pemimpin gerakan dan seterusnya. Yang berpengaruh itu yang kecil dan kecil itu berpengaruh. Pemimpin, intelektual, ulama, tokoh dan sejenisnya selalu berupa kelompok kecil, lawan katanya adalah massa atau rakyat banyak. Tuhan memberikan kekuatan dan keistimewaan pada yang kecil bukan yang besar. Umat manusia di dunia ini dikuasai oleh sebuah sebuah kelompok kecil yang sangat berpengaruh. Dan umat manusia mengakui kelompok itu kuat, mengendalikan dunia, cerdas, dan memang dilebihkan kemampuannya oleh Tuhan dari rata-rata manusia lainnya. Semua tahu, kelompok kecil itu bernama kaum Yahudi. Karena kelebihannya tidak dibarengi dengan kerendah-hatian, kelompok kecil ini terkenal sombong, angkuh dan tak memperdulikan suara dunia. Karena kecerdasan dan kemampuannya, kaum Yahudi sulit untuk dilawan dan ditaklukan. Yang sulit dilawan, pengaruh Yahudi, bukan berbentuk fisik dan massal, tapi pengaruh ideologi, politik dan cara berfikir. Kelompok dan penguasa besar seperti Amerika Serikat tidak berkutik dihadapan Yahudi yang kecil. Semua warga dunia tahu, Amerika yang besar hanya boneka dari pengaruh Yahudi. Cina, besar negara dan penduduknya, tapi Cina-Cina perantauan di berbagai negara adalah kelompok kecil yang menguasai pusat-pusat kegiatan ekonomi. Kecil adalah penguasa dunia.
6. Kecil, penentu yang besar
Kita tentu sering melihat dan menikmat indah dan megahnya bangunan-bangunan raksasa, hotel-hotel mewah, gedung-gedung menjulang tinggi, tower-tower pencakar langit. Semuanya ada di kota-kota besar. Kota-kota besar itu ditanami hutan beton yang demikian banyak, luas, padat, besar, megah dan mengangkang. Siapa pembuatnya? Orang-orang kecil. Mungkinkah bangunan-bangunan mewah dan megah yang membuat kota menjadi cantik dan indah itu tanpa para kuli bangunan dan para tukang tembok yang dibayar murah, yang selalu kotor dan kucel, yang nasibnya selalu jadi tukang dan taraf hidupnya tak pernah meningkat? Gedung mewah, bangunan megah dan kota yang cantik hanya ada karena jasa dan peranan orang-orang kecil. Para penguasa hanya mengeluarkan izin, para pengusaha hanya mengeluarkan modal, para arsitek hanya merancang, tapi yang membuat dan mewujudkannya adalah para kuli bangunan dan tukang-tukang tembok. Tanpa orang kecil, keindahan hanya impian, kota-kota hanya khayalan. Tanpa kecil, besar dan megah tidak pernah ada. Ini dalam lingkungan fisik. Dalam lingkungan sosial pun sama. Tidak akan ada raja tanpa rakyat. Rakyat adalah orang-orang kecil dalam jumlah massal. Tidak ada presiden tanpa orang-orang kecil di seluluh negeri yang mencoblos namanya di bilik-bilik suara pemilu. Dalam fisika, panjang adalah kumpulan titik-titik kecil yang menyambung, besar adalah kumpulan atom-atom sangat kecil yang padat, berat adalah kumpula massa, volume adalah penjumlahan tiga unit kecil: panjang, lebar dan tinggi, dst.
7. Kecil, penyebab kecelakaan
Apa yang membuat seseorang sering celaka dalam perjalanan berkendaraan? Bukan yang besar-besar seperti mobilnya, jalannya atau daerahnya, tapi hal-hal kecil yang sering tidak diperhatikan. Yang kecil ini ada dua dan keduanya tidak terlihat. Dalam diri yaitu ngantuk, emosi, nafsu (nafsu balapan, nafsu buru-buru, nafsu ingin cepat sehingga tidak hati-hati), salah injak pedal (harusnya rem malah menginjak gas) dan seterusnya. Pada kendaraannya, hal kecil penyebab kecelakaan adalah kabel tidak nyambung sehingga rem blong, bensin habis, peralatan tidak lengkap dan seterusnya.
8. Kecil, pedoman hidup dan cahaya kebenaran
Dalam kesadaran hidup manusia ada sesuatu yang bila diabaikan, orang akan celaka, bila dituruti orang pasti selamat. Apa itu? Itulah hati kecil. Hati besar tidak ada. Hati kecil tersembunyi di dalam dada. Ia adalah inti hati (qalbu). Hati kecil disebut juga hati nurani atau bisikan hati. Hati kecil adalah pedoman kebenaran yang ada pada seseorang, ada pada setiap individu manusia. Agama berfungsi mengingatkan agar hati kecil atau hati nurani atau kalbu itu selalu dihidupkan karena itulah cahaya kebenaran (nur al-haq) yang dibekalkan Tuhan pada setiap manusia. Seluruh kesalahan, pelanggaran, kejahatan manusia pasti bertentangan denga hati kecil atau hati nuraninya. Mengapa? Karena hati selalu membawa pada kebenaran. Hati kecil tidak pernah berdusta. Orang yang celaka adalah orang yang hati kecilnya mati (qalbun mayit), karena tidak senang mendengar dan menerima nasehat sehingga ia sering menolak kebenaran yang datang kepadanya. Sebaliknya, orang yang selamat adalah yang menghidupkan hatinya sehingga ia tahu mana benar mana salah seperti dituntunkan dalam agama. Nabi SAW bersabada, pada setiap jasad manusia ada mudhghah. Bila mudhghah-nya baik baiklah seluruh hidupnya, bila mudhghah-nya buruk, buruklah seluruh amal dan perbuatannya. “Fahiya al-qalb” (itulah hati).
9. Kecil, penyebab dosa besar
Apa yang membuat orang banyak dosa di sisi Allah? Bukan dosa besar tapi dosa-dosa kecil yang tidak terasa. Dosa besar umumnya tidak banyak karena orang mudah menyadarinya, tapi pada dosa kecil umumnya orang menganggap remeh sehingga semakin lama semakin bertumpuk dan tidak terasa menjadi dosa besar. Yang sulit dihindari oleh manusia bukan dosa-dosa besar tapi dosa-dosa kecil. Berarti dosa-dosa kecil mengandung kekuatan dahsyat dan sangat berbahaya. Dibandingkan dengan jumlah orang-orang baik, pemabuk, pembunuh, pezina dan perdurhaka itu hanya sedikit. Namun, orang baik yang banyak dosa oleh dosa-dosa kecilnya yang tidak terasa, banyak, yang bila dijumlahkan bisa sama dengan dosa besar yang akhirnya mencelakakan dirinya. Bukankah orang celaka kebanyakan oleh hal-hal kecil yang tidak disadarinya? Dosa besar akan mudah mendorong seseorang bertaubat karena diketahui, dirasakan dan membuatnya gelisah. Tapi, dosa-dosa kecil jarang membuat orang gelisah karena dianggap sepele, padahal menyepelekan dosa kecil akan menjadi dosa besar juga. Ada tujuh dosa kecil yang akan berubah menjadi dosa besar: (1) meremehkan dosa, (2) merasa aman dari siksa Allah, (3) merasa senang dan untung dengan dosanya, (4) melakukan dosanya terus-menerus, (5) mengekpos dosa, (6) pelakukanya orang alim yang jadi panutan dan dikenal keshalihannya dan (7) merasa bukan dosa pada dosa yang dilakukannya. Beberapa contoh bahayanya dosa-dosa atau kesalahan kecil: wudhu tidak benar atau asal-asalan membuat shalat tidak diterima. Cara shalat benar tapi tidak khusyu adalah shalat sahun yaitu lalai yang justru akan menyebabkannya calaka (fawailul lilmushallin). Aqomah, sahabat Nabi, akan dibakar oleh Nabi sebelum dibakar kelak tubuhnya kelak di neraka, hanya gara-gara peristiwa kecil yaitu menyembunyikan makanan yang membuat ibunya tersinggung. Demikian pula kebaikan kecil. Seorang pelacur dijamin masuk surga karena memberi minum anjing yang kehausan. Ada seorang shahabat diberitakan telah diampuni dosa-dosanya oleh Allah hanya karena ia menolong kucing yang kedinginan di tengah malam dan dihangatkan di rumahnya dengan penuh kasih sayang.
10. Kecil, lebih dicintai Allah
Apa amal-amal yang disukai Allah dan Rasul-Nya? Ternyata bukan amal-amal besar tapi amal-amal kecil yang dilaksanakan secara kontinyu. Allah lebih menghargai amal yang kecil bukan yang besar tapi jarang. Sabda Nabi SAW: “Ahabbul ‘amali ilallah, adwamuhu wa in qalla” (Amal yang dicintai Allah adalah yang dikerjalan secara rutin walaupun sedikit-sedikit). Amal besar dimanapun sangat amat jarang kontinyu karena itu Allah tidak menekankannya. Dia Yang Maha Bijaksana lebih mencintai amal-amal kecil tapi rutin dilakukan. Dan, harus diakui, rutinnya inilah yang susah dilakukan. Jadi, kecil lebih bermakna ketimbang besar.
11. Kecil, pilihan sedekah kita
Anda pergi ke masjid untuk jum’atan. Ketika duduk mendengarkan khutbah kencleng pun lewat. Anda merogok saku dan membuka dompet. Ketika dibuka, disitu ada tiga lembar uang: seratus ribu, lima puluh ribu dan sepuluh ribu. Mana yang anda masukan ke dalam kencleng? Anda pasti memilih yang Rp. 10.000 bukan? Rumah Anda diketuk seorang pengemis yang meminta sedekah dan belas kasihan. Dia bilang belum makan dari pagi. Anda punya ratusan ribu, tapi Anda tidak akan memberikannya. Anda akan sibuk mencari recehan seribu rupiah atau lima ratus perak. Kalau Anda tidak menemukannya dalam saku atau laci, Anda akan berkata: “Maaf, terima kasih,” yang artinya maaf tidak ada uang kecil. Itulah indahnya kecil. Tanpa sadar, kecil adalah selalu pilihan kita dalam beramal.
12. Kecil, permintaan Tuhan
Anda punya gaji tiap bulan, hasil tani, simpanan emas dan lain-lain. Tuhan, yang memberi Anda kesehatan sehingga Anda bekerja mendapat gaji atau memiliki penghasilan, tidak meminta banyak. Hanya 2,5 persen saja. Tuhan meminta sangat kecil saja dari seluruh pendapatan Adna. Tapi, yang kecil ini pun banyak tidak melaksanakannya. Padahal, nafas, tubuh, aliran darah, gerak, langkah kaki, sehat, tenaga, rejeki, otak dan fikiran dan kecerdasan Anda semuanya pemberian-Nya. Tapi Tuhan hanya meminta bagian kecil saja. Dia meminta bagian sedikit saja dari semua karunia yang sudah diberikan-Nya, yang tak mungkin ternilai jumlahnya, tapi Anda berat atau sering lupa menunaikannya. Tuhan meminta kecil karena kalau besar pasti berat bagi Anda. Tapi, ternyata kecil juga tidak mudah. Banyak yang celaka karena kelalaian memenuhi hak Tuhan yang kecil ini. Begitu besar kasih sayangnya, yang kecil ini juga adalah jaminan keselamatan dari azab-Nya yang pedih bagi siapa saja yang mengamalkannya. Kecil itu penyelamat dan penentu berkah-Nya. Kecil itu dahsyat.
13. Kecil, do’a Rasulullah SAW
Rasulullah SAW pernah berdo’a kepada Allah, tidak meminta digolongkan dengan orang-orang kaya dan orang besar melainkan meminta digolongkan dengan orang-orang kecil yaitu fakir dan miskin kecil di surga. Nabi pun dikenal dengan gelar Abul Yatama (Bapak anak-anak yatim).
Kesimpulan
Kecil adalah esensi, rahasia dan pusat kehidupan. Janganlah menyepelekan yang kecil dan janganlah pernah menganggap yang kecil itu rendah. Kecil itu indah. “Small is beautiful!” kata filosof Bertrand Russel. Tidak ada kehidupan tanpa adanya yang kecil. Kecil itu dahsyat!!
cr: moeflich.wordpress.com
No comments:
Post a Comment