Tatkala orang-orang kafir, para musuh Allah, melihat
dengan mata kepala mereka siksaan yang Allah janjikan kepada mereka dan bencana
yang mereka alami, mereka mebenci diri mereka sendiri serta membenci
orang-orang yang mereka cintai dan sahabat-sahabat karib mereka di kehidupan
dunia, bahkan setiap rasa cinta yang tumbuh tanpa asas keimanan berubah menjadi
rasa permusuhan. Allah SWT berfirman, “Orang-orang yang saling mengasihi
pada hari itu menjadi bermusuhan kecuali orang-orang yang bertakwa.” Ketika
itu, para penghuni neraka bertengkar dan menghujat pemimpin yang diikuti,
orang-orang lemah menghujat orang-orang yang memaksa, bahkan orang kafir
menghujat anggota badannya sendiri.
1. Peretengkaran para penyembah dengan sembahan mereka
diceritakan dalam firman Allah SWT, “Dan neraka ditampakkan kepada
orang-orang yang sesat. Dikatakan kepada mereka, ‘Mana sembahan yang dulu kamu
sembah selain Allah? Apakah mereka menolong kamu atau menolong diri sendiri?’
Lalu sembahan-sembahan itu dan orang-orang yang sesat dilemparkan ke dalam
neraka, serta seluruh tentara iblis. Mereka berkata dan mereka bertengkar di
dalam neraka itu, ‘Demi Allah, sesungguhnya kami dahulu berada dalam kesesatan
yang jelas, karena kami menyamakan kamu dengan Tuhan semesta alam. Dan yang
menyesatkan kami tiada lain orang-orang yang berdosa’.”
Para penyembah itu berbicara kepada tuhan-tuhan mereka
yang dahulu mereka sembah, seraya mengakui kesesatan mereka karena telah
menyembahnya dan menyamakannya dengan Pencipta. Sungguh rugi dan celakalah
orang yang menyamakan derajat makhluk dengan Khalik (Pencipta). Setiap orang
menyembah tuhan-tuhan selain Allah berarti ia telah mempersamakan antara
Pencipta dan ciptaan-Nya. Ini merupakan kelaliman yang besar, sebagaimana
dikatakan oleh Luqman ketika ia menasihati anaknya, “Hai anakku, janganlah
kamu persekutukan Allah! Mempersekutukan Allah itu sungguh suatu kelaliman yang
besar.”
Adapun hamba-hamba saleh dan baik yang disembah
padahal mereka tidak tahu atau disembah tanpa kerelaan mereka, seperti para
malaikat dan manusia-manusia saleh, mereka terbebas dari para penyembah mereka,
serta dari tuduhan dan fitnah para penyembah itu. Karena, para malaikat tidak
meminta dan tidak rela atas penyembahan ini. Yang meminta penyembahan itu
adalah jin untuk menyesatkan dan merendahkan manusia. Jadi, orang-orang yang
sesat itu sebenarnya para penyembah jin, bukan malaikat. “Dan (ingatlah)
akan hari ketika Allah mengumpulkan mereka semua kemudian berfirman kepada para
malaikat, ‘Apakah orang-orang ini dahulu menyembah kalian?’ Para malaikat
menjawab, ‘Mahasuci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka. Mereka
sebenarnya menyembah jin. Kebanyakan mereka beriman kepada jin itu’.”
‘Isa ibn Maryam pada hari pembalasan terbebas dari
orang yang menganggapnya tuhan dan menyembahnya. “Ingatlah ketika Allah
berfirman, ‘Hai ‘Isa putra Maryam, apakah engkau mengatakan kepada manusia:
Jadikan aku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah?’ Isa menjawab, ‘Mahasuci
Engkau aku tidak berani mengatakan apa yang aku tidak berhak mengatakannya.
Apabila aku mengatakannya, tentu Engkau mengetahuinya. Engkau tah apa yang ada
pada diriku dan aku tidak tahu apa yang ada pada diri-Mu. Sesungguhnya Engkau
Maha Mengetahui segala yang gaib. Aku tidak mengatakan kepada mereka kecuali
apa yang Engkau perintahkan kepadaku: sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu’.”
Begitulah keadaan seluruh sembahan yang tidak rela
dijadikan Tuhan. Mereka terbebas dari para penyembah mereka. Mereka buktikan
bahwa tuduhan para mereka bohon dan bahwa mereka adalah hamba Allah yang setia.
“Dan ketika orang-orang musyrik melihat yang mereka sekutukan, mereka
berkata, ‘Ya Tuhan kami, inilah sekutuan kami yang dahulu kami sembah selain
Engkau.’ Sekutuan-sekutuan itu lalu menjawab, ‘Kalian sungguh berdusta.’ Pada
hari itu mereka berserah diri kepada Allah dan gugurlah kebohongan para
musyrik.”
Di tempat lain Allah berfirman, “Dan (ingatlah)
hari Kami mengumpulkan mereka semua, kemudian Kami berkata kepada orang-orang
yang musyrik, ‘Kalian dan sekutuan-sekutuan kalian tetaplah di tempat!’ Kami
lalu memisahkan mereka, dan sekutuan-sekutuan mereka berkata, ‘Kalian tidak
menyembah kami. Cukuplah Allah sebagai saksi antara kami dan kalian bahwa kami
tidak mengakui penyembahan itu.’ Di sanalah setiap diri menerima balasan dari
apa yang telah dilakukannya. Mereka dikembalikan kepada Allah, Tuhan mereka
yang sebenarnya, dan gugurlah apa yang mereka buat-buat (berhala dan
sebagainya)."
2. Pertengkaran para pengikut dengan para pemimpin
penganut pemikiran dan teori sesat, serta prinsip-prinsip yang bertentangan
dengan Islam, disebutkan oleh Allah pada bagiam lain al-Qur’an. Allah berfirman,
“Kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan, lantas mereka langsung melihat
dan berkata, ‘Celakalah kita! Ini hari pembalasan.’ Inilah hari keputusan yang
dahulu kalian dustakan. (Kepada malaikat diperintahkan), ‘Kumpulkan orang-orang
lalim, pasangan-pasangan mereka, dan apa yang mereka sembah selain Allah, lalu
tunjukkan kepada mereka jalan ke neraka! Dan suruh mereka berdiri!’ Mereka akan
ditanya, ‘Mengapa kalian tidak saling menolong?’ Mereka pada hari itu menyerah.
Mereka saling berhadapan dan saling menyalahkan. Mereka (para pengikut)
bertanya, ‘Kalian dulu datang memperdaya kami.’ Mereka (para pemimpin)
menjawab, ‘Kalian saja yang tidak beriman. Kami tidak berkuasa atas kalian,
tetapi kalian lah yang keluar batas. Sudah sepantasnya keputusan Allah menimpa
kita. Kita benar-benar merasakan (azab itu). Kami telah menyesatkan kalian.
Kita sesungguhnya orang-orang yang sesat.’ Pada hari itu mereka bersama-sama
dalam siksaan. Begitulah Kami perlakukan orang-orang berdosa. Sesungguhnya
apabila dahulu dikatakan kepada mereka , ‘Tiada Tuhan selain Allah,’ mereka
takabur.
Yang disebutkan dalam ayat-ayat ini adalah saling
mengecamnya para penduduk neraka di tempat terbuka di hari kiamat. Para
pengikut mengatakan kepada para pemimpin kesesatan, “Kalianlah yang dahulu
menghiasi kebatilan di hadapan kami dan membujuk kami untuk menentang
kebenaran,” sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Sedangkan orang-orang kafir,
pelindung mereka adalah Thaghut yang mengeluarkan mereka dari cahaya
kegelapan.” Namun, para pemimpin itu membantah, “Kalian menanggung hasil
perbuatan kalian sendiri. Kalian telah memilih kekafiran, padahal kami tidak
memaksa kalian. Kelaliman dan kesombongan kalianlah yang menyebabkan kalian
sampai begini.”
cr: fiqhislam.com
No comments:
Post a Comment